"Kursi donor tersebut dirancang untuk menghasilkan kenyamanan maksimal bagi para pendonor sehingga mereka dapat mendonorkan darahnya dalam kondisi rileks," kata salah seorang anggota tim pengembangan kursi donor elektrik, Nasrul Arief di sela-sela Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional XII di Yogyakarta, Rabu.
Ia mengatakan produksi kursi donor elektrik diawali dengan datangnya permintaan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Surabaya untuk dibuatkan kursi donor yang memenuhi standar kenyamanan tinggi.
"Selama ini PMI Cabang Kota Surabaya selalu mendatangkan kursi donor dari luar negeri dengan harga yang sangat tinggi," katanya.
Menurut dia kursi donor elektrik yang 90 persen komponennya menggunakan produk dalam negeri tersebut dipasarkan dengan harga Rp15 juta per unit.
"Harga jual tersebut jauh lebih murah dibanding produk impor yang harga satuannya dapat mencapai Rp30 juta, meskipun jauh lebih murah, secara kualitas produk kami tidak kalah dengan produk luar negeri," katanya.
Nasrul mengatakan kursi donor elektrik Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya produksi bersama dengan produsen alat-alat penunjang medis asal Sidoarjo, Jawa Timur tersebut sudah mulai dijual di pasaran lokal.
"Kursi donor elektrik tersebut mendapat respon baik, saat ini produk tersebut telah dijual empat unit ke PMI Sidoarjo, dan akan disusul dengan pengiriman produk tersebut ke PMI lainnya," katanya.
Ia mengatakan pihaknya kini tengah membangun jaringan pemasaran ke seluruh PMI yang ada di Indonesia. "Produk kami tergolong masih baru, oleh karena itu kami berusaha untuk terus memperluas jaringan pemasaran," katanya.
Selain itu, menurut Arief, kursi donor elektrik juga telah didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia untuk mendapatkan hak paten.(*)(ANT/R009)
• antaranews
0 Response to "ITS Kembangkan Kursi Donor Elektrik"
Posting Komentar