BANDUNG: PT Len Industri (Persero), badan usaha milik negara di bidang teknologi elektronika, akan terus konsisten mengembangkan desain inti dan teknologi baru, meskipun tingkat serapan di dalam negeri relatif masih rendah. Salah satu teknologi yang terus dikembangkan perusahaan ini adalah peralatan komunikasi tempur, di samping teknologi transmisi penyiaran.
"Kami sudah menggarap bidang usaha ini sejak lama dengan biaya investasi yang tidak sedikit. Pengembangan akan terus kami lakukan sekalipun serapan pasarnya belum optimal. Bagi Len, kedaulatan teknologi adalah di atas segalanya," ujar Direktur Utama PT Len Industri Wahyuddin Bagenda, kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Dengan teknologi yang dikembangkannya itu, PT Len Industri tercatat menjadi satu-satunya BUMN yang memperoleh penghargaan Anugerah Rintisan Teknologi Industri 2009 dari Pemerintah.
Wahyuddin menjelaskan penghargaan tersebut diberikan atas inovasi produknya, Manpack Alkom FISCOR-100, yakni peralatan telekomunikasi untuk keperluan tempur.
"Penghargaan ini kami raih setelah melewati proses penilaian yang panjang, sejak Agustus 2009. Kami adalah satu-satunya BUMN yang meraih penghargaan tersebut karena tiga pemenang lainnya adalah perusahaan swasta," katanya.
Menurut dia, penghargaan yang diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, didasarkan pada empat kriteria utama yakni inovasi, proses produksi, komersialisasi, dan tingkat kandungan lokal.
"Pemerintah tidak hanya melihat kompleksitas, utilitas, kandungan lokal, dan kapasitas produksi, tetapi juga mempertimbangkan pangsa pasar serta dampaknya terhadap perekonomian nasional," ujarnya.
Dia memaparkan Manpack Alkom FISCOR-100 beroperasi pada rentang frekuensi 2 Mhz hingga 30 Mhz dengan 256 channel dengan kebutuhan pasokan tenaga 12 Vdc-24 Vdc. Peralatan ini bisa digunakan untuk komunikasi pada level pleton hingga batalion.
Kapasitas produksi Len untuk pesawat komunikasi jenis ini mencapai 1.000-1.500 unit per tahun. "Dengan perawatan yang telaten, usia penggunaan produk ini bisa mencapai puluhan tahun."
Teknologi produk tersebut pada awalnya dikembangkan bersama Pemerintah Australia, tetapi selanjutnya mitra kerja sama itu dialihkan kepada Thales, perusahaan elektronik terbesar di Prancis.
Wahyuddin menambahkan Len Industri memperoleh penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2009 karena desain inti produk Manpack Alkom FISCOR-100 dikembangkan oleh teknisi lokal dari BUMN yang semula fokus di bidang transmisi penyiaran itu.
"Kerja sama yang ada [dengan perusahaan luar] hanya meliputi matrikulasi frekuensi radio yang belum bisa diimplementasikan di Indonesia serta tidak menyangkut kerahasiaan data telekomunikasi dari pesawat komunikasi tersebut," katanya.
Hal ini mengingat alat komunikasi pertahanan merupakan produk yang sepenuhnya dibuat secara rahasia oleh sebuah negara. "Ini demi menghindari tindakan jamming oleh musuh."
Oleh Muhammad Sufyan
Bisnis Indonesia
• LEN
Dengan teknologi yang dikembangkannya itu, PT Len Industri tercatat menjadi satu-satunya BUMN yang memperoleh penghargaan Anugerah Rintisan Teknologi Industri 2009 dari Pemerintah.
Wahyuddin menjelaskan penghargaan tersebut diberikan atas inovasi produknya, Manpack Alkom FISCOR-100, yakni peralatan telekomunikasi untuk keperluan tempur.
"Penghargaan ini kami raih setelah melewati proses penilaian yang panjang, sejak Agustus 2009. Kami adalah satu-satunya BUMN yang meraih penghargaan tersebut karena tiga pemenang lainnya adalah perusahaan swasta," katanya.
Menurut dia, penghargaan yang diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, didasarkan pada empat kriteria utama yakni inovasi, proses produksi, komersialisasi, dan tingkat kandungan lokal.
"Pemerintah tidak hanya melihat kompleksitas, utilitas, kandungan lokal, dan kapasitas produksi, tetapi juga mempertimbangkan pangsa pasar serta dampaknya terhadap perekonomian nasional," ujarnya.
Dia memaparkan Manpack Alkom FISCOR-100 beroperasi pada rentang frekuensi 2 Mhz hingga 30 Mhz dengan 256 channel dengan kebutuhan pasokan tenaga 12 Vdc-24 Vdc. Peralatan ini bisa digunakan untuk komunikasi pada level pleton hingga batalion.
Kapasitas produksi Len untuk pesawat komunikasi jenis ini mencapai 1.000-1.500 unit per tahun. "Dengan perawatan yang telaten, usia penggunaan produk ini bisa mencapai puluhan tahun."
Teknologi produk tersebut pada awalnya dikembangkan bersama Pemerintah Australia, tetapi selanjutnya mitra kerja sama itu dialihkan kepada Thales, perusahaan elektronik terbesar di Prancis.
Wahyuddin menambahkan Len Industri memperoleh penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2009 karena desain inti produk Manpack Alkom FISCOR-100 dikembangkan oleh teknisi lokal dari BUMN yang semula fokus di bidang transmisi penyiaran itu.
"Kerja sama yang ada [dengan perusahaan luar] hanya meliputi matrikulasi frekuensi radio yang belum bisa diimplementasikan di Indonesia serta tidak menyangkut kerahasiaan data telekomunikasi dari pesawat komunikasi tersebut," katanya.
Hal ini mengingat alat komunikasi pertahanan merupakan produk yang sepenuhnya dibuat secara rahasia oleh sebuah negara. "Ini demi menghindari tindakan jamming oleh musuh."
Oleh Muhammad Sufyan
Bisnis Indonesia
• LEN
0 Response to "Desain & Teknologi"
Posting Komentar